Sensor LDR : Sensor Cahaya sebagai Sakelar Elektronik

Barintek
0


 Mengenal Sensor LDR: Cahaya sebagai Sakelar Elektronik

    Pernahkah Anda melihat lampu jalan yang menyala otomatis saat senja dan mati saat fajar? Atau mungkin lampu tidur yang redup saat ruangan gelap dan terang saat ruangan terang? Di balik semua itu, ada sebuah komponen sederhana namun menakjubkan yang disebut sensor LDR (Light Dependent Resistor).

    Secara harfiah, LDR berarti "Resistor yang Bergantung pada Cahaya." Sesuai namanya, sensor ini adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor ini terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida (CdS) yang sangat sensitif terhadap cahaya.

    Bentuk fisiknya biasanya bulat dengan permukaan bergerigi yang sensitif terhadap cahaya. Sensor LDR merupakan komponen pasif, yang berarti ia tidak membutuhkan catu daya eksternal untuk berfungsi, namun memerlukan rangkaian pendukung untuk mengukur perubahan resistansinya.


Cara Kerja Sensor LDR

Prinsip kerja sensor LDR sangat sederhana dan intuitif:

  • Saat Gelap (Tanpa Cahaya): Ketika sensor LDR tidak terkena cahaya atau berada di ruangan yang gelap, nilai resistansinya akan sangat tinggi, bahkan bisa mencapai beberapa megaohm (MΩ). Ini karena elektron dalam bahan semikonduktornya terikat kuat dan tidak ada energi dari foton cahaya untuk melepaskannya. Akibatnya, aliran arus listrik sangat sulit melewatinya.
  • Saat Terkena Cahaya: Sebaliknya, ketika sensor LDR terkena cahaya, foton dari cahaya akan mengenai bahan semikonduktornya. Energi dari foton ini akan melepaskan elektron dan membuatnya bergerak bebas. Semakin terang cahaya yang mengenainya, semakin banyak elektron yang dilepaskan. Hal ini menyebabkan nilai resistansi LDR menjadi sangat rendah, bahkan hanya beberapa puluh ohm (Ω). Dengan resistansi yang rendah, arus listrik dapat mengalir dengan mudah.
    Contoh paling klasik adalah lampu jalan atau lampu taman yang menyala otomatis saat malam hari dan mati saat pagi hari. Bisa juga digunakan pada sistem alarm, robot, atau bahkan kamera untuk mendeteksi intensitas cahaya di sekitar. Pada beberapa ponsel atau tablet, sensor LDR digunakan untuk mengatur kecerahan layar secara otomatis, menghemat daya baterai, dan membuat tampilan lebih nyaman di mata.

  

Persiapan

  1. Sensor LDR
  2. Kabel Jumper
  3. Arduino UNO
  4. BreadBoard
  5. LED
  6. Resistor 2 Buah


Rangkaian

  1. Sambungkan kaki LED (-) ke GND 
  2. Sambungkan Kaki LED (+) Ke Resitor dan Sambungkan Kaki Resistor ke pin 12.
  3. Sambungkan kaki sensor LDR ke VCC 5 v.
  4. Sambungkan Kaki sensor LDR satu lagi ke pin A0, dan sambungkan juga ke Resistor. Kaki resistor sambungkan ke  GND.
Perhatikan bentuk rangkaiannya berikut:



    Code Program

int sensorPin = A0;  
int ledRed = 12;    
int sensorValue = 0;

void setup() {
  pinMode(ledRed, OUTPUT);
}

void loop() {
  sensorValue = analogRead(sensorPin);

  if (sensorValue < 400) {  
    digitalWrite(ledRed, HIGH);
  }else{
  digitalWrite(ledRed, LOW);
  }
  delay(500);
}


Kesimpulan

Sensor LDR adalah komponen yang luar biasa karena kemampuannya yang sederhana namun efektif untuk mengubah intensitas cahaya menjadi sinyal listrik. Dari lampu jalan hingga ponsel pintar, sensor ini memainkan peran penting dalam membuat perangkat elektronik menjadi lebih cerdas dan efisien. Dengan memahami cara kerjanya, Anda dapat mulai bereksperimen dan menciptakan proyek-proyek menarik yang merespons dunia di sekitar kita.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)